ADD 2010 Kabupaten Kebumen yang hanya 15 M ternyata berpengaruh besar pada pembangunan di tingkat desa. Desa Sitiadi yang tadinya menerima 80 jutaan pada tahun 2010 hanya menerima sekitar 33 juta yang sampai pada pembangunan fisik hanya sekitar 17 juta rupiah tesih dipotong pajak kang, ketemune paling 15 juta wis poooool sing go fisik.
Waduh repot banget yah? Bisa anda bayangkan di jaman sekarang uang 15 juta untuk pembangunan fisik, kira-kira dadi apa yah?. Tapi alhamdulillah masih diberi dana, dan yang alhamdulillah lagi masyarakat walau dengan berat hati masih bisa menerima dengan legowo, meski pembangunan fisik saat ini, masyarakat harus berswadaya lebih besar baik tenaga yang mencapai 100% maupun materi berupa konsumsi dan lainnya. Untuk ADD tahun 2010 dialokasikan di wilayah RT 01 RW 03 yang digunakan untuk pembangunan rabat beton jalan di sebelah barat strum aki pak Tik ke selatan kurang lebih 220 meter, pokoke duwit 15 juta digawe ngeden ben tekan 220 meter go rabat beton mbuh priwe carane mengko. Adapun rencana pembangunan dimulai hari Senin tanggal 27 Desember 2010, di bawah Komando Kaur Pembangunan Bapak Pardiman dengan dibantu Kepala Dusun III Bapak Kasidi. Moga-moga tahun ngarep ADD diundakna maning. Waduh wadu………..h Ora patut, Patut be ora hehehehehehehehehehe
Wednesday, December 22, 2010
Friday, December 3, 2010
Pisang Bertandan Dua
Buah pisang pada umumnya hanya berbuah satu (satu tandan), namun tidak demikian pohon pisang milik saudara Sumarno warga dukuh Tanggulangin Desa Sitiadi Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Pohon pisang miliknya mempunyai dua tandan buah (asli bukan gambar rekayasa), meski batang pohon pisang tergolong kecil namun memiliki buah dengan besar yang normal dari kedua buah tandan itu bahkan tergolong mempunyai buah yang besar-besar.
Menurut sang pemilik, induk dari pohon pisang itu malah mempunyai tiga tandan buah dan mempunyai besar tandan yang sama, tapi dia sendiri belum tahun apa jenis pisang miliknya.
Mungkin keanehan alam seperti ini sudah sering terjadi di daerah lain, namun di desa Sitiadi mungkin baru ini terjadi.
Tuesday, October 26, 2010
Hujan Pasir Merapi Sampai Sitiadi
Hujan pasir merapi dirasakan sampai desa sitiadi kecamatan Puring pada tanggal 26 Oktober 2010 sekitar jam 21.15 WIB selama kurang lebih 20 menit. Pasir terlihat cukup tebal menempel pada benda-benda yang berada di luar rumah meski sedikit terguyur hujan.
Terlebih di Wilayah Desa Ngipiksari, Sleman di lereng selatan Merapi kini dipenuhi abu vulkanik. Hujan abu sangat deras. Begitu juga di Desa Samburejo. Sebagian warga masih tertinggal menunggu evakuasi.
Pemantauan Merapi dari Ngipiksari, hujan abu terjadi sejak terjadi semburan pukul 17.50 WIB. "Hujan abu sangat deras. Warga kini masih berteduh dari amukan abu. Mereka pakai peralatan seadanya, menunggu dievakuasi.
Hujan abu juga jatuh di Kinahrejo, dan dilaporkan mencapai Balerante di Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Sebagian warga yang masih bertahan kini sedang dalam proses evakuasi ke lokasi yang lebih aman.
Sementara warga di Jrakah, Magelang, melaporkan melihat ada warna merah di puncak Merapi pada pukul 18.30 WIB. Jika itu betul, ini merupakan api pertama yang muncul dari perut Merapi sejak levelnya naik jadi Awas.
Sementara itu, di lereng selatan, proses evakuasi terus berlangsung di tengah hujan abu tipis di seputaran Kinahrejo. Konsentrasi warga kini ada di Umbulharjo, sebagian di Kepuharjo.
Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi semburan material vulkanik dari perut Merapi, Senin (26/10/2010) pukul 17.50 WIB. Kepanikan terjadi ketika dari arah puncak meluncur gumpalan pekat bergulung-gulung ke arah wilayah Samburejo dan Kinahrejo, atau ke arah kediaman Mbah Maridjan.
Terlebih di Wilayah Desa Ngipiksari, Sleman di lereng selatan Merapi kini dipenuhi abu vulkanik. Hujan abu sangat deras. Begitu juga di Desa Samburejo. Sebagian warga masih tertinggal menunggu evakuasi.
Pemantauan Merapi dari Ngipiksari, hujan abu terjadi sejak terjadi semburan pukul 17.50 WIB. "Hujan abu sangat deras. Warga kini masih berteduh dari amukan abu. Mereka pakai peralatan seadanya, menunggu dievakuasi.
Hujan abu juga jatuh di Kinahrejo, dan dilaporkan mencapai Balerante di Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Sebagian warga yang masih bertahan kini sedang dalam proses evakuasi ke lokasi yang lebih aman.
Sementara warga di Jrakah, Magelang, melaporkan melihat ada warna merah di puncak Merapi pada pukul 18.30 WIB. Jika itu betul, ini merupakan api pertama yang muncul dari perut Merapi sejak levelnya naik jadi Awas.
Sementara itu, di lereng selatan, proses evakuasi terus berlangsung di tengah hujan abu tipis di seputaran Kinahrejo. Konsentrasi warga kini ada di Umbulharjo, sebagian di Kepuharjo.
Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi semburan material vulkanik dari perut Merapi, Senin (26/10/2010) pukul 17.50 WIB. Kepanikan terjadi ketika dari arah puncak meluncur gumpalan pekat bergulung-gulung ke arah wilayah Samburejo dan Kinahrejo, atau ke arah kediaman Mbah Maridjan.
Monday, August 16, 2010
Sejarah Desa Sitiadi
Dahulunya Sitiadi adalah merupakan nama sebuah perdukuhan di sebuah gelondongan. Satu gelondongan terdiri dari empat perdukuhunan yaitu Dukuh Puring Wetan, Dukuh Puring Kulon, Dukuh Sitiadi dan Dukuh Kebaturan yang masing-masing perdukuhan dipimpin oleh satu Lurah. Dari empat dukuh itu dipimpin satu gelondong, dan saat itu yang menjabat sebagai gelondong adalah Bapak Karto Wisastro. Pada tahun 1942 oleh Bapak Karto Wisastro itulah empat perdukuhan itu digabung menjadi Desa yang namanya desa Sitiadi dan dipimpin oleh satu Kepala Desa yaitu Bapak Karto Wisastro sendiri.
Cara pemilihannya saat itu sudah dilakukan secara Demokratis walaupun masih sangat sederhana, yaitu dengan cara para pendukung berjongkok di belakang calon kepala desa, dan calon Kepala Desa yang mempunyai barisan pendukung paling panjang itulah yang terpilih menjadi Kepala Desa.
Desa Sitiadi merupakan Ibu Kota Kecamatan Puring dengan jarak kurang lebih 25 km dari Ibu Kota Kabupaten Kebumen.
Sampai dengan saat ini desa Sitiadi mengalami delapan kali kepemimpinan.
1. Karto Wisastro (1942-1962)
2. Soedirwan (1962-1984)
3. Hadi Suparno selaku PJ Kepala Desa (1984-1986)
4. M. Tohari (1986-1994)
5. Sumarno (1994-1998)
6. Sabiis selaku PJ Kepala Desa (1998-2001)
7. Jumeno (2001-2007)
8. Jumeno (2007-sekarang)
Adapun luas wilayah desa Sitiadi adalah 387,250 Ha yang terdiri dari 191.000 Ha sawah tadah hujan, 26,480 Ha ladang, 129,800 Ha pemukiman dan 39,970 Ha kas desa.
Desa Sitiadi terdiri dari 6 RW dan 19 RT dan 1018 KK dengan jumlah penduduk 3718 jiwa, Laki-laki : 1891 jiwa dan perempuan 1827 jiwa. (data 2009). Dari jumlah penduduk tersebut, 1980 jiwa sebagai petani.
Mayoritas penduduk Sitiadi beragama Islam yaitu mencapai 3475 jiwa beragama Islam.
Untuk saat ini kondisi jalan di desa Sitiadi sebetulnya sudah cukup bagus karena sudah banyak jalan yang beraspal, tetapi masih ada sedikit lubang yang bisa membahayakan pemakai jalan, ketone kok ora enak di deleng wong sebagai Ibu Kota Kecamatan deneng esih ana dalan sing rusak. Dan warga Sitiadi sangat berharap kepada Pemerintah Daerah untuk bisa memperhatikan masalah jalan yang notabene termasuk jalan utama yang banyak dilalui oleh kendaraan luar kota sebagai jalur alternetiv.
STRUKTUR ORGANISASI
Jabatan | Nama |
Kepala Desa | JUMENO |
Kaur Pemerintahan | BASRUDIN |
Pembantu Kaur Pemerintah | SUKMA AJI |
Kaur Umum | PARTO WASITO |
Pembantu Kaur Umum | SABIIS |
Kaur Kesra | SARTIMAN YUWONO |
Pembantu Kaur Kesra | M. NASOCHA |
SAMSURI | |
Kaur Keuangan | M. SOLICHIN |
Pembantu Kaur Keuangan | M. KHARIRUDIN |
Kaur Pembangunan | PARDIMAN |
Pembantu Kaur Pembangunan | SAMIKIN |
Kadus I | SODIKIN |
Kadus II | SUTARTO |
Kadus III | KASIDI |
Kadus IV | SRI WALUYO |
Kadus V | SLAMET SUYANTO |
Kadus VI | KASIJO |
FASILITAS INTERNET
Sudah cukup banyak fasilitas Internet di Desa Sitiadi.
Selain Hotspot di Lokasi Pendopo Kecamatan Puring, juga banyak warnet yang mulai bermunculan, diantaranya :
1. Sejahtera di depan SMP Negeri 1 Puring
2. Langit 7 sebelah barat Masjid Almujahidin
3. Karya Muda sebelah barat BRI Puring
4. Mozilla Internet dan Game Centre sebelah Selatan Masjid Kauman Sitiadi, yang juga menfasilatisi dengan Hotspot Area dan menerima pemasangan internet personal maupun instansi dengan harga yang sangat terjangkau. ( Arir )
Malam Tirakatan 17 Agustus
Meskipun dalam bulan puasa ternyata tidak mengurangi semangat warga RT 02 RW 03 untuk memperingati HUT RI ke 65. Pada acara tirakatan malam 17an yang dilaksanakan di Gedung Tut Wuri Handayani dan dipimpin langsung oleh Bapak Ketua RT Hadi Waluyo, SH bisa berjalan lancar dan khikmad walaupun dengan sederhana karena persiapan yang mendadak. Dalam acara tersebut diisi dengan tahlil sebagai do’a untuk para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan, dan dilanjutkan kultum dan ular-ular dari sesepuh ke generasi muda. Kemudian dilanjutkan acara pemotongan tumpeng oleh sesepuh yang diwakili oleh bapak Soedirwan [ mantan kades ] dan diserahkan ke generasi muda yang di wakili mas Roni [ Juragan Angkring ] sebagai simbol penyerahan penerusan perjuangan dan pembangunan bangsa dan negara.
Subscribe to:
Posts (Atom)
MUSRENBANGDES RKP TA 2020
Rencana Pembengunan Desa ( Musrenbangdes ) Rencana Kerja Pemerintah Desa ( RKP ) merupakan kegiatan rutin yang harus dilaksanakan oleh se...
-
Dahulunya Sitiadi adalah merupakan nama sebuah perdukuhan di sebuah gelondongan. Satu gelondongan terdiri dari empat perdukuhunan yaitu Duk...